Menjelajahi Alam Digital Yang Luas
Ngebolang di Dumay
Menjelajahi dunia digital tentu perlu kecakapan, agar kita mampu memiliki wawasan yang luas. Tak hanya luas dalam menjelajahi dunia maya saja. Tetapi juga luas secara intelektual
4 Pilar dalam mengembangkan Literasi Digital
Yaitu :
- Digital Culture
- Digital Safety
- Digital Ethics
- Digital Skill
Digital Culture. Cakap bermedia digital dengan memanfaatkan media digital sebagai alat untuk menghubungkan satu koneksi menuju seluruh dunia
Digital Safety. Cakap dalam melindungi diri dan aset digital ketika sedang berada di dunia digital.
Digital Ethics. Etis dalam menggunakan dunia digital dengan tidak menyalahgunakan alat digital sebagai penyebar informasi hoaks
Digital Skill. Cakap secara tehnologi dalam menggunakan piranti digital sebagai alat untuk meng up grade pengetahuan. Adapun kecakapan dalam hal ini perlu meliputi 8 kecakapan diantaranya : Cakap dalam memakai ilmu Coding, Collaboration, Cloud software, Word Processing software, Screen Casting, Personal digital archiving, Information Evaluation, Use of social media
Menjelajah alam digital/alam maya. Adalah sebuah alam yang memberi koneksi antara satu individu dengan individu lainnya (jauh menjadi dekat) lewat kecanggihan sebuah teknologi.
Seperti yang kita ketahui alam media digital yang kerap kali kita gunakan, adalah aplikasi sosmed berupa WA, IG, FB, Twitter serta perangkat google dengan segala produknya.
Sebagai seorang guru tentu kita mengetahui sebagian besar anak didik kita sudah menggunakan piranti digital. Mereka sangat pandai bergaul di dunia maya. Tak jarang ketika gurunya belum mengerti sebuah aplikasi, tetapi anak muridnya sudah mahir menggunakan medsos. Itulah sebabnya mengapa begitu penting bagi kita untuk menggaungkan literasi digital terhadap anak didik kita ataupun masyarakat di lingkungan kita.Tak sedikit dari siswa kita yang terkadang salah kaprah dalam penggunaan media sosial
Pemahaman yang cukup mengenai dunia digital bagi kalangan anak muda dan keterbukaan informasi di media sosial yang memberikan dampak negatif penggunaan media sosial seringkali dialami oleh anak muda hususnya para pelajar.
Usia muda atau remaja berasal dari kata adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolesence mempunyai arti yang lebih luas lagi, yaitu mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Usia remaja adalah masa peralihn dari kanak-kanak menuju dewasa yang dialaminya dalam tiga tingkatan yaitu praremaja 10-12 tahun, remaja awal 13- 16 tahun dan remaja akhir 17-21 tahun.
Dalam menyongsong abad 21 dimana adanya implementasi pembelajaran melalui mesin (komputasi) segala informasi tersedia dengan luas, dimana saja dan kapan saja. Maka, digital literasi menjadi penting untuk membangun pendidikan yang berintergrasi pada pergeseran pembangunan pendidikan ke arah ICT, sebagai salah satu strategi manajemen pendidikan 21 yang di dalamnya meliputi tata kelola kelembagaan, dan sumber daya masunia. Untuk itu, edukasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam meningkatkan budaya cerdas ber-literasi agar para generasi penerus bangsa mampu menyarig informasi dengan baik yang beredar dari media sosial.
Pemahaman literasi digital yang buruk akan berpengaruh pada dampak psikologis anak dan remaja yang cenderung menghina orang lain, menimbulkan sikap iri terhadap orang lain, mengakibatkan depresi, terbawa arus suasana hati terhadap komentar negatif, serta terbiasa berbicara dengan bahasa kurang sopan. Atas dasar pandangan tersebut, hal inilah yang menyebabkan dampak buruk dalam berinteraksi. Setuju ataupun tidak, patut kita refkeksikan hal ini.
Apabila penggunaan piranti digital terlampau tinggi, maka mereka akan cenderung mengalami Digital Fatigue
Ciri-ciri Digital Fatigue
- Perasaan lelah, bosan, malas, dengan berbagai kegiatan digital seperti zoom meeting, webinar, media sosial, dan berbagai platform digital lain.
- Mata terasa sakit, lelah, dan perih.
- Mata terasa sakit, lelah, dan perih.
- Sakit kepala dan migrain.
- Nyeri otot leher, bahu, atau panggung.
- Sensitif terhadap cahaya.
- Gangguan pada fokus, konsentrasi, dan memori.
- Merasa putus asa dan tidak berdaya.
- Kewalahan menghadapi situasi yang berulang.
- Badan terasa lemah, lesu, tidak bertenaga, dan malas bergerak.
- Muncul perilaku yang aneh dan tidak wajar.
Untuk itu seorang guru perlu menjadi stakeholder dalam pengembangan literasi media karena media merupakan alam maya yang mampu membawa kita terhubung pada dunia yang lebih luas
5 Kecakapan yang perlu dikuasai dalam berliterasi media.
- Photo visual literacy. Kemampuan untuk membaca dan menyimpulkan informasi dari visual.
- Reproduksi literacy. Kemampuan untuk menggunakan teknologi digital untuk menciptakan karya baru dari pekerjaan.
- Percabangan literacy. Kemampuan untuk berhasil menavigasi di media non-linear dari ruang digital.
- Informasi literacy. Kemampuan untuk mencari, menemukan, menilai dan mengevaluasi secara kritis informasi yang di temukan di web.
- Sosio-emosional literacy. Kemampuan yang mengacu pada aspek-aspek sosial dan emosional yang hadir secara online, apakah itu mungkin melalui sosialisasi, dan berkolaborasi, atau hanya mengkonsumsi konten.
8 Elemen Esensial untuk mengembangkan literasi digital
1. Kultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna digital.
2. Kognitif, yaitu daya pikir menilai konten.
3. Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual.
4. Komunikatif, yaitu memahami kinerja dan jejaring komunikasi di dunia digital.
5. Kepercayaan diri yang bertanggungjawab.
6. Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru.
7. Krisis dalam menyikapi konten.
8. Bertanggungjawab secara sosial. yaitu pemahaman ragam konteks
Sadar atau tidak, kita adalah bagian dari dunia. Alam maya membawa kita terbang dari satu tempat ke tempat lain, dari satu negara menuju negara lain. Dari sekian media sosial yang dipakai sebagian besar rakyat dunia, perlu literasi media yang massif agar kita mampu menggenggam dunia dengan cara yang benar
Cara Mileterasi Dalam Media Sosial
- Perhatian. Kemampuan untuk mengidentifikasi ketika dibutuhkan fokus perhatian dan mengenali ketika multitasking bermanfaat. Perhatian dapat dicapai dengan memahami bagaimana pemikiran orang. Akan sulit untuk memfokuskan perhatian karena pikiran kita cenderung berjalan acak.
- Partisipasi. Mengetahui kapan dan bagaimana partisipasi merupakan hal penting. Partisipasi memberikan pengguna pengalaman berbeda saat menjadi produktif. Partisipasi dalam media sosial dibedakan menjadi dua yaitu netizen aktif dan netizen pasif. Netizen aktif merupakan pengguna media sosial yang ikut memberikan post di media sosial. sedangkan pengguna pasif merupakan pengguna media sosial yang hanya membaca lini masa media sosial tanpa memberikan posting-an.
- Kolaborasi. Pengguna dapat mencapai lebih dengan bekerja sama dibandingkan dengan bekerja sendirian. Melalui kolaborasi, redudansi dapat dihilangkan dan pekerjaan dapat didistribusikan. Adanya kolaborasi memungkinkan masyarakat berbagi sumber daya dan membangun ide lain.
- Kesadaran jaringan. Jaringan sosial saat ini diperluas dengan adanya teknologi. Saat ini masyarakat dapat menjadi anggota dari newsgroup, komunitas virtual, situs gossip, forum dan organisasi lainnya. Pemahaman mengenai sosial dan jaringan teknis.
- Pemakaian secara kritis. Pemakaian secara kritis adalah evaluasi tentang apa dan siapa yang dapat dipercayai. Sebelum mempercayai, mengkomunikasikan, atau menggunakan apa yang ditulis oleh orang lain, ada baiknya melakukan identifikasi. Cek klaim yang terdapat dalam informasi tersebut, lihatlah latar belakang penulis, sumber daya dan keakuratannya.
Literasi media sosial merupakan suatu keterampilan yang diperlukan untuk tetap dapat melakukan aktifitas ber-media sosial dengan aman. Sebagai warganet yang baik, kita harus mampu menyaring dan memberikan informasi yang edukatif. Sesuai dengan istilah media sosial yang dikemukakan oleh (Taylor & Francis Online, 2014) bahwa media sosial memiliki akronim sebagi berikut:
- Sharing views
- Optimizing Knowledge
- Collaborating on projects
- Investigating new ideas
- Advocacy for your service provision
- Learning from others
- Making new connections
- Enhancing your practice
- Debating the future
- Inspirational support
- An essensial tools for your information toolbox
Media sosial yang kental dengan kehidupan masyarakat saat ini, menunjukkan bahwa animo masyarakat terhadap kebutuhan informasi juga meningkat. Sebenarnya hal ini merupakan hal yang baik. Sayangnya, karena media sosial merupakan salah satu arena untuk menyebarkan informasi, maka ada banyak informasi yang simpang siur.
Syarat cerdas berliterasi digital
Beberapa nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan diantaranya:
- Nilai Kejujuran
- Nilai Semangat
- Nilai Kebersamaan atau Gotong royong
- Nilai Kepedulian atau solidaritas
- Nilai Sopan santun
- Nilai Persatuan dan Kesatuan
- Nilai Kekeluargaan
- Nilai Tanggungjawab
Terima Kasih Kunjungannya dan Mohon Tinggalkan Pesan/Saran
BalasHapusRapi, bagus...
BalasHapusBaik Bu Terima Kasih
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusResume Bisa jadi artikel .. Bisa .jadi buku......jejak digital abadi.....👍
BalasHapusBaik Ibu, mohon bimbingannya, terima kasih
HapusCakep bun
BalasHapusTerima Kasih banyak ibu
Hapusmatul ibu nuryani, semakin lihay dalam mengelola tulisanya
BalasHapusAlhamdulillah Pak, belajar dikit dikit,
HapusTerima kasih
Da rapih sekarang buat blognya
BalasHapusAlhamdulillah terima kasih banyak kunjungannya
Hapusmantulll
BalasHapusTerima kasih banyak tambahan ilmunya nggeh bu
Hapus