KISAH PERJALANANKU JADI GURU
Oleh Nuryani, S.Pd
Bismillah, Assalamu’alaikum dan salam sehat semuanya dimanapun sedang berada.
Ceritaku dari masa lalu hingga kini aku bisa menjadi guru. Cerita ini sengaja ingin ku tulis agar tetap tersimpan dengan rapi sebagai sejarah kenangan bagiku yang selalu tersimpan dalam catatanku yang tertuang ke dalam buku dan anak keturunanku akan tahu sejarah perjuanganku hingga kini aku bisa menjadi guru, dari tanah kelahiranku pergi ke Pulau Bunyu.
Pada bulan Juni 1991
yang lalu saat liburan sekolah, Aku bertemu dengan tetanggaku yang menjadi Guru
dari Pulau Bunyu Kalimantan saat itu. Tak lupa ku tanyakan kabarnya, lalu
terlontar kalimat dari mulutku. “Mbak apakah cari pekerjaan di Kalimantan itu gampang
ya?” Beliau menjawab "Tidak gampang juga, tapi kalau ada kemauan masih bisa".
Beberapa minggu kemudian datang surat telegram yang isinya “Segera datang ke Bunyu lapangan kerja sudah menunggu”. Dengan gemetar ku baca surat itu, dengan gemetar antara senang, sedih, gembira, haru bercampur menjadi satu. Dalam hatiku juga bertanya “Apakah aku harus datang ya?” Sedangkan aku baru lulus SPG bulan lalu dan belum kenal dunia luar, di samping itu juga baru bebarapa hari keluar dari rumah sakit selesai oprasi usus buntu yang sudah infeksi dan ususnya hampir pecah saat itu. Ku ceritakan semua isi telegram itu kepada ke dua orang tuaku, dan orang tua sahabatku yang sejak sekolah MTsN Prambanan dan SPG Muhammadiyah Piyungan sekelas denganku.
Tanpa berfikir panjang orang tua sahabatku justru lebih bersemangat langsung menyuruh mengajak putrinya yang sudah bekerja di Tangerang saat itu. Lalu segera ku tulis balasan surat telegram saat itu, “Saya mau datang ke Pulau Bunyu kalau boleh membawa temanku”. Telegram jaman dulu berbeda dengan sekarang. Kalau dulu berupa surat yang di kirim berhari-hari bahkan berminggu baru bisa sampai. Sedangkan sekarang dalam hitungan detik kita sudah bisa membaca telegram melalui media digital.
Setelah meminta ijin orang tuaku, ku temani sahabatku mengambil barang-barang di tempat kosnya di Tangerang. Karena macetnya kendaraan setelah lebaran sehingga kedatanganku dari Tangerang pun gak terlambat, hal itu juga membuat kedua orang tuaku merasa was-was yang tak menentu. Alhamdulillah walaupun terlambat 4 jam akhirnya sampai kembali di rumah.
Beberapa hari atau minggu kembali datang balasan telegram yang menyuruhku datang ke Bunyu, dan di dalam surat itu juga dijelaskan tentang rute alamat yang akan di tuju. Dari Bandara Yogya menuju bandara Tarakan, kemudian naik taxi menuju Pelabuhan SDF, lalu naik speat menuju Pulau Bunyu, SDN 004 Pangkalan Pulau Bunyu.
Melihat niatku yang bulat ingin merantau, akhirnya orang tuaku rela menjual sapinya hanya untuk membeli selembar tiket pesawat garuda untukku. Aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara, kedua adikkku laki-laki, dan diriku anak perempuan yang pertama. Dengan memohon restu kedua orang tuaku, akhirnya berdua temanku jadi berangkat merantau.
Pada tanggal 31 Agustus 1991 dengan Modal selembar alamat kami berdua nekat berangkat pertama kalinya naik pesawat . Tiba di bandara Juata Tarakan sampai penumpang habis keluar kami berdua bingung harus ke mana, tak seorangpun ada yang menjemput, kemudian ada salah satu penumpang menghampiriku dan menanyakan “Mbak mau kemana? Lalu ku keluarkan selembar alamat tersebut. Mbak tujuan kita sama ayo ikuti aku cari taxi menuju SDF katanya. Tanpa ragu ku ikuti saja orang itu, Sampai SDF beli lagi tiket naik kapal kayu selama 4 jam baru sampai ke Pulau Bunyu. Alhamdulillah kini sampai di Pelabuhan Pulau Bunyu, Begitu kapal sampai dan bersandar tambah bingung mendengar percakapan mereka dengan Bahasa yang berbeda dan tak tahu mereka itu ngomong apa. Tapi alhamdulillah dia orang baik dan mengantarkanku hingga sampai ke Perumahan SDN 004 Pangkalan Pulau Bunyu.
Alhamdulillah dengan selamat akhirnya sampai ke alamat yang di tuju. Kembali heran dalam hatiku, ternyata aku melihat rumah kayu berkolong tinggi yang akan ku tempati dan sekolah berdinding papan berkolong tinggi dan beratapkan seng yang sudah tagar dan kusam, sungguh suasana sangat sepi waktu itu.
Hari pertama jadi guru, ada Bahasa/kata dari anak-anak yang tidak aku tahu, “Bu nanti di pentankah Bu” kata salah satu anak kelas IIIA, “Anak-anak ada yang tahu di pentan itu apa nak?” aku balik bertanya kepada anak-anak. Salah satu anak menjawab “di nilai bu” kata Muliyati, “Oh iya nanti akan ibu pentan semua” kataku.
Jadwalku setiap hari kalau pagi mengajar di TK belakang perumahan dengan gaji Rp. 20.000, pulang dari TK mengajar anak-les di rumah kurang lebih 1 jam setengah sampai 2 jam, dan Ketika siang mengajar di SD kelas 3 yang berjumlah 47 anak dalam sekelas dengan gaji pertamaku Rp. 40. 000. Lanjut maghrib mengajar anak TPA di Masjid. Ketika malam minggu ikut mancing di Pelabuhan besar bersama ibu wakil kepala sekolah. Setiap Minggu pagi ke pantai untuk merenggek mencari ikan dengan membentangkan jaring yang begitu Panjang, Begitulah rutinitasku dalam seminggu.
Suatu hari Ketika libur semester, rasa rindu dengan orang tuaku selalu menghampiriku, kepingin dengar kabar saja memerlukan waktu yang lama, kirim surat juga lama tak sampai-sampai, pingin telpon saja dalam satu kampung hanya 1 orang yang punya itupun orang terkaya di kampungku, harus janjian dulu meminta tolong yang punya telepon untuk memanggilkan orang tuaku, aku harus menunggu lagi beberapa jam di wartel baru bisa mendengar suara ibuku.
Tak terasa sudah 4 tahun 6 bulan sudah berlalu, kemudian saya menikah dan tinggal di Tarakan, di Tarakan mengajar Play grup di SKB sejak tahun 1999 di beri gaji pertama Rp. 55.000 dengan sepeda ontel ku pergi mengajar dan gaji itu tak cukup untuk menitipkan anakku, hampir keluar dari guru namun itu tidak jadi, karena ibuku berpesan, “Dak usah keluar ya nduk, semoga nanti gajinya bisa naik. Pada tahun 2000, alhamdulillah aku diangkat menjadi honor daerah dengan gaji pertama Rp. 250.000 di tambah transpot Rp.100 perbulan.
Tahun 2003 Pemerintah kota Tarakan mengadakan tes CPNS, waktu pendaftaran tinggal sehari sedangkan saat itu aku mengandung 9 bulan calon anak ke-3, dan suamiku sedang opname di rumah sakit, syarat-syaratpun belum cari, “Sudahlah dak usah ngoyo, kita juga tidak ada keturunan pegawai” kata suamiku. Tapi salah satu temanku berkata “Nekat aja Nik, siapa tahu itu rezeki anak dalam perutmu”, Kembali aku berdiri melangkahkan kaki ingin mencari SKKB, di tengah perjalanan hujan deras, jalanan banjir dan motor mogok, aku berhenti di atas jembatan dan tidak ada seorangpun yg lewat saat itu., sambil ku usap perutku dan ku ucapkan sabar ya nak, semoga usaha kita tidak sia-sia, bismillah, dengan terpaksa ku coba buka busi motor sigma ku lap, ku bersihkan, ku gosok-gosok, Kembali ku pasang lagi alhamdulillah motor bisa hidup lagi, sehingga bisa melanjutkan mencari syarat perlengkapan buat pendaftaran, lamaranpun juga sudah ku tulis tadi di rumah sakit. Alhamdulillah pengumpulan berkas di tunggu sampai jam 5 sore.
3 hari menjelang kelahiran bayiku tanggal 24 Desember 2003 tes dilaksanakan, dan tanggal 27 Desember 2003 anakku lahir, di hari yang sama dapat kado terindah dalam hidupku, karena temanku datang membawa koran radar yang berisi hasil pengumuman tes. Dan ada namaku tercantum di urutan no 1 dari 10 orang yang lulus saat itu, 2 orang untuk TK dan 8 orang untuk SD. Alhamdulillah sejak 1991 aku mengabdi menjadi guru honor, di akhir 2003 ikut tes dan lulus diangkat menjadi CPNS. Alhamdulillah rasa syukur yang tiada terhingga, karena dalam sehari Allah memberikan 2 karunia yang luar biasa. Aku menjadi guru tetap di TK Negeri Pembina 1 Tarakan hingga sekarang.
Pemerintah mewajibkan semua guru haruslah minimal S1. Alhamdulillah Pendidikan itu juga sudah ku tempuh walau usia tak muda lagi. Alhamdulillah juga sahabatku yang dulu ku ajak merantau kini menjabat kepala sekolah di TK Negeri Pembina Tanjung Palas.
Sejak Allah berikan cobaan yang berupa virus covid-19, bagiku juga banyak hikmahnya, yang tadinya gaptek kini suka tidak suka harus belajar IT karena suatu tuntutan, walaupun usia sudah lebih dari setengah abad, tapi aku tidak boleh menyerah. Aku tetap berusaha untuk terus mencoba belajar dan belajar, karena BDR aku merasa juga membuatku bertambah ilmu, karena harus belajar membuat video, senam, tutorial, doa dan lagu walau suara tak merdu tetapi harus kulakukan. Melalui WA grup, twibon, youtube dan FB Awalnya memanglah sangat berat. Mengajar di depan HP/laptop itu ternyata lebih enak mengajar tatap muka.
Alhamdulillah sudah banyak murid-muridku dari TK dan SD dulu yang saat ini sudah berhasil, namun diriku tetaplah guru TK. Dengan bergabungnya di PGRI Grup Guru Motivator Literasi Digital kini saya mengenal blog sejak 1 November 2021 yang lalu. Disitulah aku harus belajar menulis, semoga bulan Januari 2022 ini namaku sudah mulai tercatat di penerbit walau hanya buku antologi, Mohon bantu doanya harapanku hanyalah sederhana, bisa mempunyai beberapa buku antologi dan satu buku solo untuk tahun ini. Aamiin.
Tak ada gading yang tak retak, tidak ada manusia yang sempurna. Dalam perjalananku selama menjadi guru, maupun sebagai ibu bagi anak-anakku, mungkin banyak kesalahan atau kekhilafan ibu selama ini, ku mohon maafkan ibu,
Pesan buat anak-anakku, dan para generasi muda, Jangan mudah putus asa, jangan mudah menyerah, Ketika kita sudah berusaha tetapi belum mendapat hasil yang kita inginkan. Tetaplah berusaha sambil berdoa. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
Semua Butuh Proses
Terima kasih Bapak Ibu sudah mampir di sini
BalasHapusPengalaman hidup dr awal smpai skrg mjd guru TK yg tetap semangat dan yg selalu byk menginpirasi ,dari gaji 20 rb perbln ,Alhamdulillah Krn kesabaran dan tdk pernah mengenal putus asa ,ahkirx mimpi smua jd kenyataan ,tksh Sahabat sejatiku sdh menuliskan pengalaman kita berdua ,smg Allah selalu menjagax ,sukses dan sehat selalu ya 😘😘😘
BalasHapusAamiin.. Aamiin.. Aamiin Ya Allah, doa yg sama sahabatku, semoga Allah mengabulkan semua doa hamba-Nya. ❤❤🙏🙏🙏
HapusWah hebat mb Nur..semoga sukses terus dan tetap semangat
Aamiin terima kasih saudaraku. Doa yg sama kembali untukmu
HapusLuar biasa mbk Nur sukses selalu. Salam
BalasHapusTerima kasih atas semua doa dan dukungan, doa yg sama buatmu juga
Hapusmatap bu Nuryani !!
BalasHapusBaik Pak terima kash
HapusLuar biasa...pengalaman seorang guru yg tdk terlupakan
BalasHapusSalam sehat dan sukses
Terima kasih byk atas doa dan motivasinya nggeh Bu, Aamiin
Hapus