Rabu, 10 November 2021
Strategi Menangkal Hoaks
Pertemuan Ke - 5
Narasumber : Ibu Heni Mulyati, M. Pd
Moderator : Bapak muliadi
Waktu : 16.00 - 18.00
Di jaman kemajuan ilmu dan teknologi seperti sekarang ini, marak pula berita penipuan yang menyebar kemana - mana dengan mudah dan cepat, Apabila kita menerima berita yang kurang jelas terkadang juga langsung percaya, walaupun belum tentu kebenarannya, sehingga terkadang berita tersebut justru merugikan dan menjerumuskan. Kehadiran tehnologi digital disatu sisi banyak memberikan kebermanfaatan dalam berbagai sektor kehidupan. Kemajuan didunia industri digital telah membawah, peradadapan manusia berkembang demikian pesat. Kehidupan bermasyarakat pun menjadi semakin terbuka. Informasi dengan mudahnya dapat akses oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Informasi bukan barang langka. Dulu"siapa yang menguasai informasi, dia menguasai dunia". Saat itu, akses terhadap informasi tertentu hanya milik orang-orang tertentu. Informasi menjadi barang berharga.
Kebalikannya sekarang, informasi demikian terbuka, siapa saja bisa memperoleh infromasi dengan mudah, namun tantangannya, tidak semua informasi yang tersedia adalah informasi yang benar, bahkan sering kali informasi yang benar harus "bersaing" dengan informasi yang tidak benar alias "Hoaks". limit benar dan salah menjadi sangat tipis, karena hampir-hampir kita tidak dapat membedakan mana informasi hoaks dan bukan hoaks.Informasi hoaks sangat berbahaya. Informasi hoaks dapat menciptakan perpecahan, menurunkan reputasi seseorang, menimbulkan opini negatif, menimbulkan keraguan terhadap fakta (mengaburkan fakta), dan tentu saja sangat merugikan masyarakat. oleh sebab itu, kita harus berusaha menghindarkan diri dari informasi hoaks.
Bagaimana cara menghindarinya?
Oleh sebab itu mulai saat ini kita harus mulai waspada karena sudah banyak yang mengalami penipuan tersebut, bahkan kadang - kadang dengan iming - iming sesuatu agar kita terpancing untuk mengikuti, dan jika kita ikuti justru kita akan terjerumus di dalamnya. Untuk menghindari hal tersebut/berita-berita penipuan yang menyesatkan, mari kita simak materi di bawah ini!
Strategi Menangkal Hoaks
Materi ini disampaikan oleh ibu Heni Mulyati, M. Pd yang lahir di Cilacap, 11 Januari 1982, yang usianya jauh lebih muda dariku, namun beliau sangat hebat menurutku.
Materi hari ini
1. Perkembangan era digital dan banjir informasi
2. Hoaks, motif, jenis, ciri, dan dampaknya
3. Tip periksa fakta singkat
Silahkan simak penjelasnnya satu persatu
1. Perkembangan Era digital
Pada jaman dahulu media informasi saat itu sangat terbatas. Ada TV hitam putih, radio pakai batre, dan koran cetak tanpa warna. Apa kalian juga pernah mengalami? Jika pernah mari kita nostalgia ke era internet belum ditemukan. Saya asli lahir di Yogyakarta, setelah lulus SLTA merantau ke Pulau Kalimantan saat itu.Jika kangen orang tua saya mengirim surat lewat kantor pos dan lama baru sampai serta berhari - hari bahkan berminggu untuk menunggu balasan, Saya pernah mengalami juga bagaimana antrinya telepon di wartel atau telepon menggunakan telepon umum yang koin hanya ingin mendengar suara dan kabar dari orang tua sedangkan orang tua tinggal di kampung, dalam satu kampung hanya satu orang yang punya telepon. Dulu tahun 1991 kalau nonton acara, setel TV hitam putih berkaki, belum masuk listrik PLN. Kalau mau nonton TV harus pakai AKI. ada lampu disel hidupnya setiap jam 6 sore sampai jam 6 pagi, sedangkan siang tidak ada, Jika ingin menggosok baju, pakai gosokan arang ayam jago, bahkan terkadang seterikanya dipanggang dulu di atas kompor supaya bisa panas.
Bagaimana jaman sekarang?
Jaman sekarang semua berubah. Siapa pun bisa menjadi pembuat, penyebar, dan pengguna informasi. Sekarang, semua saluran TV apa pun ada di genggaman. Bahkan banyak juga sosok-sosok yang menjadi milyarder karena mempunyai channel Youtube sendiri. Perubahan teknologi juga berdampak pada masifnya informasi yang diterima. Banyak informasi yang beredar di grup percakapan, baik informasi yang serius ataupun tidak serius, belum lagi banyaknya grup percakapan yang kita ikuti, bisa jadi bagi beberapa orang situasi ini tidak nyaman, ketika banyak informasi yang hadir pada waktu yang bersamaan. peredaran hoaks di masyarakat.
Beberapa Situasi yang perlu kita sadari terkait dengan banjirnya informasi ini.
1. Era Post Truth adalah menggambarkan situasi ketika hoaks memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dibanding dengan fakta yang sebenarnya. Fakta obyektif kurang berpengaruh dalam membentuk opini publik karena lebih kuat emosi dan keyakinan pribadi. Misal, kita sudah percaya dengan si A. Ketika si B memberitahu bahwa ada fakta lain tentang A, kita akan menyangkalnya. Kita sudah yakin si A pasti benar dengan apa pun yang disampaikan.
2. Matinya kepakaran adalah ketidak percayaan terhadap para pakar atau para ahli yang memiliki pendidikan dan sertifikat sesuai kapasitas ilmunya (Nicholas, 2018). Matinya kepakaran situasi yang perlu kita waspadai. Banyak orang, terutama masa pandemi, memberikan gagasan namun bukan ahli di bidangnya. Misal latar belakang A namun memberikan pandangan tentang bidang lainnya. Atau bukan ahli kesehatan, namun merasa paling tahu bidang kesehatan.
3. Filter bubble dan echo chamber adalah menyaring informasi yang masuk atau yang disampaikan. Misal, saya akan memblokir orang yang tidak sesuai dengan ide dan pemikiran saya. Dampaknya lingkaran kita terbatas pada orang-orang yang satu ide saja. Ada hal lain yang perlu kita sadari, kita semua berada di gelembung-gelembung kelompok informasi. Misal, saya akan memblokir orang yang tidak sesuai dengan ide dan pemikiran saya. Dampaknya lingkaran kita terbatas pada orang-orang yang satu ide saja.
Selain kemudahan yang diberikan oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, ada sisi lain yang perlu jadi perhatian bersama, yaitu peredaran hoaks di masyarakat. Jika dilihat dari saluran peredarannya, FB, WA, dan Twitter menjadi tempat dimana hoaks banyak beredar. Itulah mengapa penting bagi kita untuk dapat membedakan mana hoaks atau bukan dengan memiliki kemampuan periksa fakta yang cukup.
Perubahan teknologi juga berdampak pada masifnya informasi yang diterima. Banyak informasi yang beredar di grup percakapan, baik informasi yang serius ataupun tidak serius. Belum lagi banyaknyagrup percakapan yang kita ikuti. Bisa jadi bagi beberapa orang situasi ini tidak nyaman. Ketika banyak informasi yang hadir pada satu waktu.
2. Hoaks, motif, jenis, ciri, dan dampaknya
Hoaks sendiri dari asalnya sudah digunakan abad ke-17. Asal kata ‘hocus’. Hocus pocus, mirip dengan sim salabim di sulap.
Hoaks adalah informasi yang tidak sesungguhnya/ tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar
Beberapa alasan mengapa masih ada yang percaya hoaks?
1. Kemampuan literasi digital dan berpikir kritis yang belum merata
2. Polarisasi masyarakat
3. Belum cakap memilah informasi dan minimnya kemampuan periksa fakta
Alasan seseorang menyebarkan hoaks.
1. Ingin memprovokasi
2. Iseng
3. Keuntungan politik
4. Keuntungan ekonomi
5. Ingin menjadi paling update
6. Bergantung dengan gawai
7. Terlalu cemas
Ketika orang mengunjungi situs tersebut, maka akan mendapatkan keuntungan ekonomi (click bait). Pembuat dapat uang, kita dapat perpecahan, debat, dan sebagainya.
Ada banyak motif lain yang perlu kita waspada bersama.
Ada tujuh misinformasi dan disinformasi yang dapat disimak pada tautan di bawah ini.
Misinformasi: informasi salah, penyebarnya tidak tahu kalau itu salah. Umumnya tidak disengaja. Disinformasi ada unsur kesengajaan. Simak tautan di bawah ini, sumber dari Youtube Mafindo:
Yang perlu kita waspadai:
1. Satire/parodi
2. Konten palsu
3. Koneksi yang salah
4. Konten yang menyesatkan
5. Konten yang salah
6. Konten Tiruan
7. Konten yang dimanipulasi
2. Biasanya bangkitkan emosi,
3. Kelihatan ilmiah namun salah,
4. Isinya sembunyikan fakta,
5. dan minta diviralkan.
Mafindo rekomendasikan untuk sumber informasi gunakan rujukan media kredibel atau anggota Dewan Pers. Atau sumber dari lembaga resmi terkait.
Dampak Hoaks
1. Akan timbul perpecahan dan saling curiga antara kita.,
2. Kebingungan bedakan mana yang hoaks dan bukan.
3. Membuat orang meninggal karena terlalu percaya dengan informasi salah yang didapat. Karena percaya hoaks akhirnya terlambat penanganan medis.
Bagaimana melakukan periksa fakta singkat.?
Silakan bapak ibu menonton video ini yah. Ini produksi Tular Nalar dari situs www.tularnalar.id
Video durasi lima menit dapat ditonton pada tautan di bawah ini.
Utamakan empati
Cara Sederhana Untuk Periksa Fakta Singkat
1. Gunakan google reverse image untuk cek foto
2. Cek pada media kredibel (Anggota Dewan Pers)
3. Cek pada situs pencarian fakta
4. Gabung di grup FB forum anti fitnah, hasut, dan hoaks
5. Instal aplikasi Hoaks Buster
6. Cek pada kalimasada.
Apabila bapak ibu ingin belajar lebih lanjut mengenai literasi digital, bisa ke www.literasidigital.id atau www.tularnalar.id
Bisa juga ke youtubenya Mafindo agar tahu hoaks terkini apa saja.
Ada tiga hal yang perlu dicek fakta:
1. Narasi,
2. Foto,
3. Video.
Kalau bapak ibu mau ikutan sesi pelatihan ini, bisa ke sini yah.
Kelas Kebal Hoaks (KKH) Mafindo bekerja sama dengan Kominfo dan Siberkeasi. Gratis dan mendapat sertifikat. Pelatihan ini lebih detail teknis melakukan periksa fakta. Banyak praktik dan latihan. Silakan menghubungi kontak di layar. Ikuti juga IG @Siberkreasi atau @Turnbackhoaxid
Cara Menangkal Hoaks,
1. Kita perlu skeptis atau curiga dulu atas informasi yang diterima.
2. Tidak langsung percaya meski hal tersebut dari orang yang kita kenal.
3. Periksa faktanya. Cara periksanya bagaimana? Ada detailnya di paparan.
Dampak, sejauh ini saya belum menemukan dampak positif hoaks. Kalaupun ada yang mendapat keuntungan materi (uang) misalnya, itu jangka pendek. Bisa berkonsekuensi hukum.
Menyikapi informasi hoaks, dengan tidak sebar semakin luas. Menunggu hasil periksa fakta atau klarifikasi dari pihak berwenang.
Saring - saring sebelum di kirim,. Mulai sekarang marilah kita belajar bijak dalam menggunakan media digital
Semoga Bermanfaat, Terima Kasih
Cakep bu..semangat terus
BalasHapusBaik ibu, terima kasih atas bimbingannya
Hapusmemang masa lalu penuh perjuangan kerja keras liku2 dumia pendidikan tp semua itu kita lewati pelan2 tp pasti dlm perkembangan jaman kita akui dumia berputar dgn cepat ... yg kita alami saat ini dunia bersaing ..
Hapussegslax berssing hebat
buguru.....
tetap semangat maju ... terus.....pendidikan maju bersama guru guru yg berilmu...berimutu .negara maju ....
Aamiin terima kasih Pak sesama saudara dimanapun kita berada memang haruslah saling menguatkan antara yg satu dg yang lain. Semoga Allah mengabulkan semua doa hambanya. Aamiin
Hapusjd inget masa lalu. nonton tv masih pake aki dan hitam pitih pula warnanya. ternyata tidak terasa kita sdh masuk di era keterbukaan. seperti pisau yg memiliki 2 sisi. ada baik dan ada buruk. buruk ini termassk berita hoaks. tp setelah membaca artikel ini semakin jelas dan tergambar ttg bgmn cara mensikapi daa mengatasi hoaks itu. terima kasih bu Nuyani atas artikelnya yg bagus. terstruktur dan enak dibaca smg tulisan ini menjadi amal sholeh
BalasHapusAamiin Ya Allah, semoga bermanfaat untuk pembaca, tanpa disadari itulah yang sudah kita alami. kita patut bersyukur kepada Allah, karena ini semua tak luput dari kehendak-Nya.
Hapus